Prodi K3 Bicarakan Skema Proyek Kolaboratif Kemanusiaan Dengan NGO Belanda Sebagai Salah Satu Opsi Pengganti Skripsi Dalam Merdeka Belajar

[KABAR MFH, 08/03/2024], Mataram – Dalam kurikulumnya, program studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Politeknik Medica Farma Husada Mataram menerapkan kurikulum merdeka belajar sebagaimana yang telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, beberapa waktu silam. Salah satunya adalah mengimplementasikan Permendikbudristek No 53/2023 tentang Penjaminan Mutu yang menyebutkan mahasiswa sarjana dan sarjana terapan tugas akhir dapat berbentuk prototipe, proyek, atau bentuk lainnya, tidak hanya skripsi/tesis/disertasi. Atas hal tersebut, prodi K3 bicarakan skema proyek kemanasiaan dengan NGO asal belanda.

Dalam usaha untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan, Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Politeknik Medica Farma Husada Mataram telah membicarakan rencana skema proyek kolaboratif yang inovatif sebagai bagian integral dari tugas akhir mahasiswa untuk menuntaskan persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan ditengah kehidupan masyarakat sosial.

Skema ini memungkinkan mahasiswa K3 untuk terlibat langsung dalam proyek-proyek yang memerlukan penerapan konsep-konsep kesehatan dan keselamatan kerja di dunia nyata. Kolaborasi dengan NGO (Non Governmental Organization) pendanaan asal belanda tentang proyek kemanusiaan menjadi fokus utama, memungkinkan mahasiswa untuk merancang solusi yang praktis untuk masalah-masalah sosial dan kemanusiaan baik kesehatan maupun keselamatan.

Ahli K3 nantinya akan memainkan peran kunci dalam membantu organisasi mengidentifikasi, mengelola, dan mengatasi faktor psikososial di lingkungan kerja. Dengan demikian, mereka berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan individu, produktivitas organisasi, dan keselamatan serta kesehatan secara keseluruhan.

Atas hal tersebut, prodi K3 membicarakan pemahaman dan kontribusi prodi K3 dalam proyek yang melibatkan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan di lingkungan sosial, pengembangan program pelatihan keselamatan dan kesehatan bagi pemuda, dan implementasi strategi keselamatan yang inovatif. Mahasiswa juga bekerja sama dengan profesional NGO dan ahli K3 untuk memastikan bahwa solusi yang dihasilkan sesuai dengan standar terkini dan memiliki dampak positif pada keamanan masyarakat dalam kehidupan bersosial (k3 sektor informal).

Kaprodi K3, Hizriansyah, M.P.H menyatakan bahwa skema proyek kolaboratif ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis yang memperkaya pengetahuan mahasiswa dan membentuk mereka menjadi profesional K3 yang siap untuk menghadapi berbagai tantangan. “Kami percaya bahwa melibatkan mahasiswa dalam proyek kolaboratif kemanusiaan dengan NGO membantu mereka mengasah keterampilan praktis mereka, membangun jaringan profesional, dan memahami tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh praktisi K3, terutama penerapan ilmu K3 di lingkungan sosial untuk memberikan edukasi kepada masyarakat maupun K3 sektor informal sehinga membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan bagi semua orang. Belum lagi kita ketahui bagaiamana dunia profesional memberikan perhatian khusus kepada fresh graduate yang pernah terlibat aktif dalam proyek kolaboratif seperti ini, sehingga ini juga menjadi nilai tambah yg tidak semua orang dapatkan.” ungkapnya.

Reaksi positif dari mbak Rizkiah sebagai community organizer NGO wilayah NTB juga menjadi dorongan baru. Melalui inisiatif ini, Program Studi K3 bertujuan untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya berkualifikasi akademis tetapi juga siap secara praktis untuk menyumbangkan keahlian mereka dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat di berbagai sektor.

Leave a Reply