MAHASIWA REKAM MEDIS POLITEKNIK MFH MATARAM KEJAR KOMPETENSI TEKNOLOGI DAN CIPTAKAN INOVASI APLIKASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK

KABAR MFH (30/12/22). Kementerian Kesehatan RI telah melakukan perubahan regulasi terkait rekam medis berbasis paper based menjadi rekam medis elektronik (RME). Kebijakan ini, wajib diterapkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan paling lambat terimplementasi pada 31 Desember 2023.

Dalam konfirmasi pers kemenkes yang dilansir dari antaranews.com Staf ahli menteri bidang teknologi kesehatan bapak Setiaji menjelaskan telah diterbitkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis. “Fasyankes wajib menerapkan rekam medis elektronik paling lambat 31 desember 2023. Ini sudah diatur dalam pasal 45 di peraturan tersebut, bahwa harus melakukan digitalisasi ataupun harus mencatat rekam medis secara elektronik” ungkap setiaji yang menjadi Chief Of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI.

Dokumentasi kerja kelompok mahasiswa dalam membuat aplikasi rekam medis elektronik

Sadar atau tidak, keadaan ini mendorong dan memaksa seluruh mahasiswa kesehatan terutama bagi rekam medis dan informasi kesehatan di Indonesia untuk mencapai kompetensi teknologi dan meningkatkan literasi digitalnya. Atas peluang kebijakan ini, Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Melalui mata kuliah Algoritma dan Pemrograman mendorong mahasiswanya untuk memiliki skill khusus dalam pembuatan aplikasi rekam medis elektronik.

Hizriansyah, SKM., M.P.H selaku dosen mengampuh mata kuliah tersebut menyampaikan “Kita melihat ada peluang di Permenkes No 24 tahun 2022 itu. Kita tahu bahwa tidak semua mahasiswa kesehatan memiliki kompetensi teknologi ini, sehingga ini kita manfaatkan untuk meningkatkan nilai tawar lulusan kita.”

Disisi lain, pandemi covid19 telah mengajarkan dan mendorong seluruh sumber daya untuk menggerakkan kemampuannya bertransformasi secara digital. “berhubung kita juga adalah pendidikan vokasi, maka matakuliah ini konsepnya kita ubah. Nilai akhir bukan lagi dinilai berdasarkan exam teori semata tetapi kita jadikan sebagai certified project. Setiap mahasiswa diiminta memetakan rencana setelah lulus dia akan bekerja dimana, kemudian ditempat itulah kita akan membuat aplikasi rekam medis elektroniknya. Sehingga di CV lulusannya nanti langsung ngena fasyankes tesebut saat memasukan lamarannya” tambah Hizriansyah, M.P.H selaku dosen pengampuh mata kuliah.

Bayu Bagas Putra salah satu mahasiswa Rekam medis informasi kesehatan yang mengikuti mata kuliah Algoritma dan Pemrograman menyampaikan “Ini sangatlah menguntungkan bagi saya kedepan. Selain saya memahami cara pembuatan aplikasi, tapi plusnya juga adalah saya bisa menjadikan komersial aplikasi ini (dijual). Saya pikir ini cukup lumayan yah harganya. Dan yang paling penting tidak semua orang bisa membuat dan merancang aplikasi seperti yang kami lakukan dikelas” pungkasnya.

Foto Mahasiswa saat menjelaskan menu dan variabel yang terdapat dalam aplikasi rekam medis elektroniknya

Selain itu, Muhammad fadlin juga menyampaikan “Sebelum UTS kami belajar full teori dengan berbagai bahasa pemroraman yang bikin pusing tetapi alhamdulillahnya setelah itu kami dibimbing dan diajarkan langsung bagaimana membuat aplikasi rekam medis elektornik yang ternyata cukup mudah tanpa pusing dan stres belajar koding-koding seperti anak IT.  Saya coba telusuri disalah satu puskesmas di Bima, memang mereka masih manual dan membutuhkan orang yang bisa membuat aplikasi rekam medis elektronik. Berkat matakuliah algoritma dan pemrograman ini saya jadi paham membuat aplikasi ini. Dan bersyukurnya lagi, saya sudah berhasil membuat aplikasi rekam medis elektronik puskesmas madapangga. Semoga ini membudahkan saya mendapatkan pekerjaan nanti karena waktu saya tinggal setahun di kampus.”

Kaprodi RMIK Ibu Helmina Andriani, M.Si juga menyampaikan apresiasinya “ini sangat menarik. Saya berharap inovasi ini bisa dikembangkan ke arah pembiayaan dan koding BPJS lagi. Sehingga kompetensi digital mahasiswa ini menjadi salah satu variabel bagaimana ketercapaiannya visi dan misi prodi kita. Jadi mahasiswa kita tidak lagi hanya belajar penginputannya saja, tapi justru mereka sendiri sudah mampu merancang aplikasinya, ini sangat wow bagi saya yah kalau berhasil dikembangkan”

Direktur Politeknik Medica Farma Husada Mataram Dr. Syamsuriansyah, MM., M.Kes menutup “di era 4.0 sekarang ini, kemampuan teknologi sudah menjadi kebutuhan medasar disemua aspek kehidupan, sosial, kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Kita patut turut bangga jika semua lulusan rekam medis dan informasi kesehatan politeknik MFH mataram ini memiliki kamampuan khusus dalam pembuatan aplikasi. Tentu ini kompetensi mahal yang tidak semua orang bisa dan ini menjadi salah satu langkah juga bahwa lulusan kampus kita bisa meraih unggul dan inovatif dibandingkan yang lain”

Leave a Reply